Adalah hal yang sangat sulit bagi saya untuk mengatakan kalau pemuridan harus dikerjakan dengan harus adanya internalisasi yang baik antara yang dipimpin dan yang memimpin . Itu yang sedang saya alami saat ini . Menjadi seorang PKPA ( Pemimpin Kelompok PA ) di 3 kampus berbeda, membuat aku sendiri kelagapan . Yah, sebenarnya sesuai rencana hanya memimpin 1 kelompok dulunya, hanya perbedaan sekarang jadi 2 kelompok dan 1 orang pelayanan pribadi . Menjadi seorang PKPA harus juga punya penatalayanan yang baik, manajemen waktu belajar, self-study, PA, keluarga, dan hubungan dengan teman - teman lain yang biasanya luput serta jadi perjuangan dari kehidupan anak pelayanan saat ini . Dengan memimpin di 3 kampus itu, sepertinya susah dalam internalisasi AKPA/AKK masing-masing, yang sesuai cerita lama hal ini menjadi momok yang mengerikan dimana AKPA/AKK yang saat itu pada masa Perkenalan perlu perhatian dari seoran PKPA nya sebagai pembimbing, bukan hanya di KK tetapi ketika menjalani kehidupan sehari-hari bahwa PKPA yang baik ialah PKPA yang mau berjalan bersama dengan AKPA nya, bukan hanya menuntut AKPA untuk melakukan hal baik sesuai Firman Tuhan, tetapi berjalan bersama serta bersama melatih diri untuk melakukan Firman Tuhan .
Tahun lalu, saya memimpin di PTKI Medan yang terdiri dari 2 orang wanita, lalu di Teknik USU ada 2 orang lelaki, serta pelayanan pribadi pada seorang mahasiswa dari Politeknik MBP Medan . Sungguh sangat sulit untuk menjalin komunikasi yang seimbang diantaranya, terkadang ketika menanggapi SMS yang saya kirim ke masing-masing mereka ternyata tidak digubris/tidak dibalas saya malah bertanya, "Ada apa dengan dia .. ? Omong-omong seberapa sering ya aku komunikasi ke dia ? Jumpa di kos-nya ? Jalan ke kampusnya ? Menanyakan masalah - masalah nya belakangan ini ? Atau ada kah aku tidak sama perhatiannya dengan AKPA lainnya ? " .. Pertanyaan ini selalu berganti-gantian menggusarkan saya . Tahun 2015 ini, saya kembali menegaskan ke mereka masing-masing, khususnya buat PKPA di Teknik karena sungguh sangat susah bertemu lengkap, padahal hanya 2 orang ( hihihi ) . Ya, 2 orang diantaranya seorang mahasiswa hasil binaan siswa dari Persisten Medan dan seorang lagi mahasiswa stambuk yang sama sempat sekolah Alkitab di Surabaya . Kembali saya menantang mereka semua, dan yaaa salah seorang dari mereka seperti biasanya juga tidak membalas . Saya paham akan kegiatan pelayanannya yang aku pikir sangat sulit membuat kami berjumpa di KK, bahkan saat hari H kami rencanakan KK dia juga mendadak ga datang, dia ikut terlibat dalam pelayanan di sebuah gereja di Medan ini, yang membiayainya berkuliah saat Sekolah Alkitab kemarin, saya tahu dia juga pemimpin Komsel, atau juga pemusik dan lainnya . Namun itu bukan berarti SMS pun tidak bisa dibalas, bukan ? Minggu 2 Januari ini, aku berjumpa dengan dia yang kumaksud, sebut saja Frans, saat aku mau meng-copy bahan ujian, dari sisi Barat ia mendahului ku lurus maju, aku dari arah Selatan . Sentak aku lihat mukanya, ini Frans, hanya kmungkinan dia sedang sibuk, dan aku pun belum siap berbicara karena terburu-burunya dia, aku malah ambil "BELOK KANAN" mengalih dari jalanku sambil menyesali kenapa aku belok kanan, mending lurus saja #TOKOK KEPALA .
"Memang kalau jodoh itu gak kemana" itu peribahasa yang benar juga yaa, aku bertemu dengannya di tempat Fotocopy kampus Teknik, Gedung Arsitektur . Dengan senyuman dia yang aku kira agak nunduk2, aku pun memanfaatkan moment ini untuk makan ESKRIM . #KOK ESKRIM ?