Sebuah cerita si tanggal 24 - 26 Oktober 2014 ...
Sentakan pikiran, tentang akan On Time kah peserta Retreat Perintisan nanti tiba di stasiun SUTRA ( nama sebuah angkutan kota menuju Brastagi ) . Medan tak bosan diguyur hujan sore hari itu, hufft .. Jalanan pun macet, akibat adanya penggalian di sisi jalan . Ditambah tingkah yang mendongkolkan dari sopir angkot yang seenaknya ngambil jalan, ya memang sih aku ada di dalam angkot juga . Hehe .. 20 menit lebih dari Pasar Baru Padang Bulan Medan, menuju simpang Kuala, yang terpikirku aku pasti telat dan peserta "titipan" yang berangkat malam sejanjinya jam 19.00 WIB akan kesal . Sampai di stasiun, nglihat kerumunan orang banyak berebut angkot ini, sampai mau duduk di atap mobil saking ramai dan sumpeknya di bagian dalam angkot . Huahh, tak terbayang kalau peserta retreat juga dipaksakan ke Brastagi naik ke atap angkot ini, gak aman, gak sehat, terus itu kan salah . Para perserta yang kuhitung ada 16 orang termasuk aku di dalamnya, tapi ternyata banyak peserta "mendadak titipan" dari Panitia dan rombongan yang dari sore tadi lebih awal pergi menambahi jadi sekitar 21 orang ( 1 bus SUTRA = 17 orang, berarti sisanya naik bus berikutnya ) . Sambil menunggu, yang tadinya berangkat jam 20.00 WIB, jadi molor, menunggu peserta kampus lain yang belum datang, ya dari D1 STAN Medan, khawatirku peserta dari AMIK MBP, Poltekkes Kemenkes Farmasi, PTKI Medan, UMN yang udah datang malah bosan lalu "mencak-mencak" supaya pergi duluan . Ditengah kebingungan ku karena angkot SUTRA ternyata sudah lewat jam operasinya, kutelfon temanku, sebut saja inisialnya Samuel Herianto Ginting Munthe .. Inisial ?? Yang akhirnya "mem-bijak-kan" aku untuk menyewa angkot 103 merah untuk nembak ke Brastagi, ya beliau tahu cakap Karo .. Setidaknya bisa lebih akrab harga sewa angkotnya, pikir ku maka aku telfon dia yang sebenarnya sudah menunggu angkot SUTRA juga di Simpang Simalingkar, konon katanya di bawah pokok mangga . Benar saja, perkiraan hitung2an ku ternyata dengan cakap karonya bisa lebih murah 40 ribu .. Lumayan pikirku . Ku buat data absen peserta untuk meyakinkan ketika turun nanti gak ada yang ga nampak, ntah karena nyangkut di jalan, atau tertinggal di atas pohon, ya tetap aja peserta dari kampus STAN belum datang semua, sebagian peserta dari STAN bilang teman mereka salah arah yang tadinya dari daerah Jl Sisingamangaraja mau ke Simpang Kuala, malah nerus naik becak lewat Flyover .. ntahh kemana, menggelitik ku di tengah hujan yang cukup deras . Sesampainya mereka di tempat, aku absen mereka dan bergerak pergi ke Brastagi
, hasil ngaret 2 jam ..
Kami berangkat, aku di angkot-2, bang Samuel di angkot-1 .. Di perjalanan, banyak cerita dengan teman-teman kampus perintisan ini, wahh senang bisa berbagi dengan mereka, yahh aku memang bukan dari pelayanan mahasiswa di kampus perintisan, tapi di kampus pelayanan mandiri . Canda, cerita, motivasi kuhujamkan pada mereka untuk membangun pemikiran mereka tentang pentingnya penggembalaan mahasiswa di kampus yang pastinya mahasiswa sebagai objek kasih Dia, dan di tangan mahasiswa ada masa depan bangsa, .. we are the agent of change .. student today leader tomorrow . Di perjalanan juga, sempat aku dikejutkan bahwa angkot-1 tertabrak mundur oleh sebuah truk tanki besar, "bagaimana kondisi mereka ? disitu ada adik KK dari PTKI juga .. bagaimana kondisi peserta lain ?" sentakk itu terpikirku, ketika kami sampai di TKP tabrakan, langsung membuka pintu dan bergegas berlari melihat kondisi khawatirku . Syukur hanya bagi Kristus yang setia menyertai teman-teman di angkot-1, tidak ada korban, hanya pintu depan angkot penyok, itupun sedikit cuma ya, rusak lah, tabarakan demikian alasan supir truk karena ketika jalan tanjakkan truk tak sanggup jalan naik lagi, dan mundur akibat rem blong, sehingga mengenai kendaraan di belakangnya, ya angkot-1 tadi . Habis nego ganti rugi dengan si supir truk, negonya 1,5 juta pula, pikirku berarti harus ada pegang uang banyak lah yang jadi supir truk tembak jauh ini .. kami lanjutkan perjalanan . Sampai di Samadi Maranatha Retreat Center Brastagi, pukul 00. lewat berapa gituu, langsung cek absen dan pembagian kamar, aku yang 2 hari gak tidur karena ngerjakan tugas ( anak rajin ) juga merasa tempat tidurku menarikku kuat, bagai magnet daya tarik besar menarik paku cungkring kek aku . Akhirnya, tertidur lah aku ..
Esok harinya, mulai memasuki sesi yang sudah dirancang untuk peserta, hari itu juga aku melayani sebagai Bassist ( ga pernah org sharingkan aku selain dari ini ) .. Lalu, ternyata aku dihunjuk untuk mimpin Kelompok Kecil di retreat, tahu gakk ? Akku gak persiapan loh ! Huahua, persiapan mendadak lah curi waktu waktu masuk sesi tadi .. Hehe, nampak gak konsen waktu masuk sesi .
Hari-1 , sebagai PKK
Kelompok Kecil kami, terdiri dari 5 orang dari kampus berbeda . Kasih dari Mikroskil, Agnes dari Poltekes, Enjel dari ISTP, Rama dari AMIK MBP, dan saya dari Perkantas, eitss dari Univ. Sumatera Utara . Ngebahas tentang Musa yang dipanggil Allah untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan, dan betapa ngerasa rendah diri memandang dirinya serang penggembala domba mertuanya si Yitro, mengelak, atau ngerasa gak layaknya Musa memimpin dan mengerjakan tugas dari Dia yang begitu Agung itu .. Terlebih kekurang percayaan dirinya untuk berbicara kepada bangsa Israel, sampai Allah meyakinkannya , firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? " ditujukan kepada Musa .. tapi Tuhan punya rencana yang baik dan benar .. Bayangkan, apa yang dikerjakan seorang penggembala domba, dan besarnya tanggung jawab dan kesabaran dan ketelitian yang harus dimilikinya, itulah yang memulai pembahasan Kelompok Kecil kali ini . Demikian, kurefleksikan peran dari setiap kami di dalam Kelompok tersebut, peran di kampus perintisan, tentang di mananya yang salah sampai saat ini kampus yang dirintis dari tahun ke tahun masih saja kampus awal, ya keengganan dalam memulai pemuridan di kampus .. sisi lain, karena Kelompok Kecil di kampus sangat jarang mulainya, lalu ada alasan belum siap .. Kisah KK kami hari ini, di tutup dengan berbagai saran yang dari kami masing-masing berikan untuk kondisi tiap kampus bagaimana seharusnya peran murid Kristus yang menghasilkan murid, dan setiap kami pun mengerti, bahwa Tuhan bukan hanya memanggil menjadi murid, tetapi juga pembuat murid yakni murid yang menghasilkan murid .. Semua setuju, dan semua tantangan, alasan, keraguan apapun yang membuyarkan sudah ditopang teguh oleh pemahaman betapa pentingnya seorang murid yang secara berkualitas memuridkan orang lain secara internalisasi ..
Sentakan pikiran, tentang akan On Time kah peserta Retreat Perintisan nanti tiba di stasiun SUTRA ( nama sebuah angkutan kota menuju Brastagi ) . Medan tak bosan diguyur hujan sore hari itu, hufft .. Jalanan pun macet, akibat adanya penggalian di sisi jalan . Ditambah tingkah yang mendongkolkan dari sopir angkot yang seenaknya ngambil jalan, ya memang sih aku ada di dalam angkot juga . Hehe .. 20 menit lebih dari Pasar Baru Padang Bulan Medan, menuju simpang Kuala, yang terpikirku aku pasti telat dan peserta "titipan" yang berangkat malam sejanjinya jam 19.00 WIB akan kesal . Sampai di stasiun, nglihat kerumunan orang banyak berebut angkot ini, sampai mau duduk di atap mobil saking ramai dan sumpeknya di bagian dalam angkot . Huahh, tak terbayang kalau peserta retreat juga dipaksakan ke Brastagi naik ke atap angkot ini, gak aman, gak sehat, terus itu kan salah . Para perserta yang kuhitung ada 16 orang termasuk aku di dalamnya, tapi ternyata banyak peserta "mendadak titipan" dari Panitia dan rombongan yang dari sore tadi lebih awal pergi menambahi jadi sekitar 21 orang ( 1 bus SUTRA = 17 orang, berarti sisanya naik bus berikutnya ) . Sambil menunggu, yang tadinya berangkat jam 20.00 WIB, jadi molor, menunggu peserta kampus lain yang belum datang, ya dari D1 STAN Medan, khawatirku peserta dari AMIK MBP, Poltekkes Kemenkes Farmasi, PTKI Medan, UMN yang udah datang malah bosan lalu "mencak-mencak" supaya pergi duluan . Ditengah kebingungan ku karena angkot SUTRA ternyata sudah lewat jam operasinya, kutelfon temanku, sebut saja inisialnya Samuel Herianto Ginting Munthe .. Inisial ?? Yang akhirnya "mem-bijak-kan" aku untuk menyewa angkot 103 merah untuk nembak ke Brastagi, ya beliau tahu cakap Karo .. Setidaknya bisa lebih akrab harga sewa angkotnya, pikir ku maka aku telfon dia yang sebenarnya sudah menunggu angkot SUTRA juga di Simpang Simalingkar, konon katanya di bawah pokok mangga . Benar saja, perkiraan hitung2an ku ternyata dengan cakap karonya bisa lebih murah 40 ribu .. Lumayan pikirku . Ku buat data absen peserta untuk meyakinkan ketika turun nanti gak ada yang ga nampak, ntah karena nyangkut di jalan, atau tertinggal di atas pohon, ya tetap aja peserta dari kampus STAN belum datang semua, sebagian peserta dari STAN bilang teman mereka salah arah yang tadinya dari daerah Jl Sisingamangaraja mau ke Simpang Kuala, malah nerus naik becak lewat Flyover .. ntahh kemana, menggelitik ku di tengah hujan yang cukup deras . Sesampainya mereka di tempat, aku absen mereka dan bergerak pergi ke Brastagi
, hasil ngaret 2 jam ..
Kami berangkat, aku di angkot-2, bang Samuel di angkot-1 .. Di perjalanan, banyak cerita dengan teman-teman kampus perintisan ini, wahh senang bisa berbagi dengan mereka, yahh aku memang bukan dari pelayanan mahasiswa di kampus perintisan, tapi di kampus pelayanan mandiri . Canda, cerita, motivasi kuhujamkan pada mereka untuk membangun pemikiran mereka tentang pentingnya penggembalaan mahasiswa di kampus yang pastinya mahasiswa sebagai objek kasih Dia, dan di tangan mahasiswa ada masa depan bangsa, .. we are the agent of change .. student today leader tomorrow . Di perjalanan juga, sempat aku dikejutkan bahwa angkot-1 tertabrak mundur oleh sebuah truk tanki besar, "bagaimana kondisi mereka ? disitu ada adik KK dari PTKI juga .. bagaimana kondisi peserta lain ?" sentakk itu terpikirku, ketika kami sampai di TKP tabrakan, langsung membuka pintu dan bergegas berlari melihat kondisi khawatirku . Syukur hanya bagi Kristus yang setia menyertai teman-teman di angkot-1, tidak ada korban, hanya pintu depan angkot penyok, itupun sedikit cuma ya, rusak lah, tabarakan demikian alasan supir truk karena ketika jalan tanjakkan truk tak sanggup jalan naik lagi, dan mundur akibat rem blong, sehingga mengenai kendaraan di belakangnya, ya angkot-1 tadi . Habis nego ganti rugi dengan si supir truk, negonya 1,5 juta pula, pikirku berarti harus ada pegang uang banyak lah yang jadi supir truk tembak jauh ini .. kami lanjutkan perjalanan . Sampai di Samadi Maranatha Retreat Center Brastagi, pukul 00. lewat berapa gituu, langsung cek absen dan pembagian kamar, aku yang 2 hari gak tidur karena ngerjakan tugas ( anak rajin ) juga merasa tempat tidurku menarikku kuat, bagai magnet daya tarik besar menarik paku cungkring kek aku . Akhirnya, tertidur lah aku ..
Esok harinya, mulai memasuki sesi yang sudah dirancang untuk peserta, hari itu juga aku melayani sebagai Bassist ( ga pernah org sharingkan aku selain dari ini ) .. Lalu, ternyata aku dihunjuk untuk mimpin Kelompok Kecil di retreat, tahu gakk ? Akku gak persiapan loh ! Huahua, persiapan mendadak lah curi waktu waktu masuk sesi tadi .. Hehe, nampak gak konsen waktu masuk sesi .
Hari-1 , sebagai PKK
Kelompok Kecil kami, terdiri dari 5 orang dari kampus berbeda . Kasih dari Mikroskil, Agnes dari Poltekes, Enjel dari ISTP, Rama dari AMIK MBP, dan saya dari Perkantas, eitss dari Univ. Sumatera Utara . Ngebahas tentang Musa yang dipanggil Allah untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan, dan betapa ngerasa rendah diri memandang dirinya serang penggembala domba mertuanya si Yitro, mengelak, atau ngerasa gak layaknya Musa memimpin dan mengerjakan tugas dari Dia yang begitu Agung itu .. Terlebih kekurang percayaan dirinya untuk berbicara kepada bangsa Israel, sampai Allah meyakinkannya , firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? " ditujukan kepada Musa .. tapi Tuhan punya rencana yang baik dan benar .. Bayangkan, apa yang dikerjakan seorang penggembala domba, dan besarnya tanggung jawab dan kesabaran dan ketelitian yang harus dimilikinya, itulah yang memulai pembahasan Kelompok Kecil kali ini . Demikian, kurefleksikan peran dari setiap kami di dalam Kelompok tersebut, peran di kampus perintisan, tentang di mananya yang salah sampai saat ini kampus yang dirintis dari tahun ke tahun masih saja kampus awal, ya keengganan dalam memulai pemuridan di kampus .. sisi lain, karena Kelompok Kecil di kampus sangat jarang mulainya, lalu ada alasan belum siap .. Kisah KK kami hari ini, di tutup dengan berbagai saran yang dari kami masing-masing berikan untuk kondisi tiap kampus bagaimana seharusnya peran murid Kristus yang menghasilkan murid, dan setiap kami pun mengerti, bahwa Tuhan bukan hanya memanggil menjadi murid, tetapi juga pembuat murid yakni murid yang menghasilkan murid .. Semua setuju, dan semua tantangan, alasan, keraguan apapun yang membuyarkan sudah ditopang teguh oleh pemahaman betapa pentingnya seorang murid yang secara berkualitas memuridkan orang lain secara internalisasi ..
Setelah selesai menutup pembahasan kelompok kecil, mereka banyak menjatuhkan pertanyaan bertubi-tubi ke aku, dan kujawab dengan hati-hati .. Dan juga harus benar dalam menanamkan mindset ke teman-temanku ini yang sedang berjuang mengerti lebih lagi pelayanan mahasiswa dan apa pentingnya itu .. Senang dengan pertanyaan mereka yang antusias dan respon mereka yang ramah . Suasana yang tak kutemukan di kampus ku . Haha, sipp lah . Selesai itu, kami makan bersama .. lalu ikut sesi berikutnya setelah istirahat sejenak di kamar masing-masing .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar